Merapikan kamar tidur anak sering kali terasa seperti pekerjaan tanpa akhir. Baru saja dibereskan, sebentar kemudian sudah kembali berantakan.
Banyak orang tua mengira masalah utamanya adalah kurangnya tempat penyimpanan mainan, padahal bisa jadi justru karena kesalahan desain kamar itu sendiri.
Beberapa pilihan furnitur, tata letak, hingga cara penyimpanan yang kurang tepat sering membuat kamar terlihat sempit, sumpek, dan sulit dirapikan.
Supaya tidak salah langkah, yuk simak kesalahan desain kamar tidur anak yang bikin berantakan berikut ini – beserta solusi praktisnya.
1. Menggunakan Tempat Tidur Standar Tanpa Optimalisasi Ruang
Tempat tidur adalah furnitur terbesar di kamar anak. Sayangnya, banyak orang tua hanya memilih tempat tidur standar tanpa memanfaatkan ruang kosong di bawah atau sekitarnya.
Akibatnya, kamar terasa penuh tapi tetap minim penyimpanan.
Solusi:
- Gunakan tempat tidur tanam (custom made) dengan laci atau rak tambahan di bawahnya.
- Pilih tempat tidur bertingkat untuk dua anak atau untuk tambahan ruang belajar/bermain di bagian bawah.
- Jika memungkinkan, gunakan tempat tidur lipat agar ruang lantai tetap lega.
Dengan begitu, kamar tetap luas untuk bermain tanpa mengorbankan fungsi penyimpanan.
2. Tidak Memilih Penyimpanan Ramah Anak
Kesalahan lain adalah memilih penyimpanan yang tidak bisa diakses anak. Misalnya rak yang terlalu tinggi, kotak yang terlalu berat, atau lemari dengan pintu sulit dibuka.
Akibatnya, anak malas merapikan barang dan membiarkannya berserakan.
Solusi:
- Pilih penyimpanan rendah dan ringan agar anak mudah mengakses.
- Gunakan kotak terbuka atau laci besar yang bisa langsung dimasukkan mainan tanpa langkah ribet.
- Letakkan gantungan pakaian dengan tinggi sesuai tubuh anak.
Kuncinya adalah menjadikan proses beres-beres cepat dan sederhana, sehingga anak bisa melakukannya sendiri.
3. Menjejalkan Terlalu Banyak Furnitur
Sering kali kamar anak terasa penuh karena orang tua menaruh terlalu banyak furnitur. Padahal, anak butuh ruang terbuka untuk bermain.
Terlalu banyak furnitur hanya akan membuat ruangan semakin sumpek.
Solusi:
- Gunakan furnitur multifungsi, seperti meja belajar dengan rak bawaan atau bangku dengan laci penyimpanan.
- Manfaatkan rak dinding ramping untuk buku atau dekorasi tanpa memakan banyak tempat.
- Pilih furnitur yang mudah dipindahkan agar ruangan lebih fleksibel sesuai kebutuhan anak.
Semakin sedikit furnitur yang tidak esensial, semakin lapang kamar anak untuk beraktivitas.
4. Menggunakan Rak Terbuka untuk Mainan
Rak terbuka memang terlihat estetik di majalah interior, tapi faktanya anak-anak tidak bisa menjaga “pajangan” tetap rapi.
Akhirnya, rak malah penuh dengan mainan acak dan kamar tetap tampak berantakan meski sudah dibereskan.
Solusi:
- Gunakan penyimpanan tertutup seperti lemari, kotak mainan, atau laci untuk menyembunyikan barang-barang.
- Batasi jumlah mainan yang terlihat dengan hanya memajang mainan favorit.
- Jika ingin rak terbuka, gunakan untuk barang dekoratif atau sentimental seperti buku kesayangan atau hadiah istimewa.
Dengan begitu, ruangan tetap rapi dan hanya menampilkan hal-hal yang benar-benar penting.
5. Mengandalkan Keranjang dan Kotak Kecil daripada Laci Besar
Keranjang penyimpanan atau kotak kecil sering dipilih karena praktis dan murah. Tapi masalahnya, barang bisa dengan mudah ditumpuk sembarangan dan akhirnya tumpah berantakan lagi.
Solusi:
- Pilih laci besar atau penyimpanan berat di bawah tempat tidur.
- Gunakan ottoman dengan ruang penyimpanan tersembunyi.
- Sediakan kotak besar dengan label sederhana agar anak tahu di mana harus meletakkan barang.
Penyimpanan yang besar membuat anak tetap bisa mencari mainan tanpa mengacaukan seluruh isi kamar.
Tips Tambahan agar Kamar Anak Lebih Rapi
Selain menghindari kesalahan desain di atas, ada beberapa trik tambahan yang bisa diterapkan:
- Rotasi mainan → simpan sebagian mainan dan keluarkan bergantian, agar kamar tidak penuh.
- Gunakan warna cat netral atau cerah → memberi ilusi ruang lebih luas dan bersih.
- Tambahkan pencahayaan alami → kamar terang lebih mudah terlihat rapi daripada yang gelap.
- Libatkan anak dalam menata kamar → supaya mereka belajar bertanggung jawab.
Kamar anak yang berantakan sering kali bukan karena mereka malas merapikan, tapi karena desain kamar tidak mendukung kerapihan.
Dengan mengoptimalkan tempat tidur, memilih penyimpanan ramah anak, mengurangi furnitur berlebih, menghindari rak terbuka, dan menggunakan laci besar, kamar anak bisa jadi lebih tertata rapi dan fungsional.
Ingat, desain kamar yang baik tidak hanya membuat ruang lebih enak dipandang, tapi juga membantu anak belajar kemandirian dan tanggung jawab.